Dalam perjalanan hidup, ujian adalah sebuah keniscayaan bagi setiap manusia. Bahkan para Nabi yang paling dicintai Allah pun tidak luput dari cobaan berat. Hikmah ini menjadi pengingat bahwa siapa pun yang menempuh jalan kebenaran pasti akan berhadapan dengan ujian yang menguatkan iman.
Ujian Para Nabi sebagai Teladan
Al-Quran merekam kisah-kisah ujian yang menimpa para Rasul:
- Nabi Adam AS diuji konflik tragis antara putranya, Qabil dan Habil, hingga terjadi pembunuhan pertama dalam sejarah manusia (Qs. Al-Maidah: 27–31).
- Nabi Nuh AS dan Nabi Luth AS menghadapi kedurhakaan istri dan keluarga mereka sendiri (Qs. Hud: 42; Qs. At-Tahrim: 10).
- Nabi Ibrahim AS ditindas dan hendak dibakar hidup-hidup oleh penguasa zalim karena dakwah tauhidnya. Allah menyelamatkannya (Qs. Al-Anbiya: 69).
- Nabi Ayyub AS menderita sakit parah, namun kesabarannya membuatnya dipuji Allah (Qs. Al-Anbiya: 83; Qs. Shad: 44).
- Nabi Musa AS menghadapi kezaliman Firaun yang menindas Bani Israil hingga akhirnya Allah menenggelamkan Firaun (Qs. Al-Baqarah: 49–50).
- Nabi Muhammad SAW dihina, ditolak, dan diganggu kaumnya hingga Allah memerintahkannya berhijrah.
Dari semua kisah tersebut, tampak jelas bahwa kedekatan kepada Allah bukan jaminan bebas dari ujian, justru menjadi alasan mengapa ujian itu datang lebih dahsyat.
Hakikat Ujian Hidup
Ujian bukan untuk melemahkan, melainkan:
- Menguji keimanan dan ketakwaan
- Menyaring antara yang jujur dan yang dusta
- Menjadi jalan untuk lebih dekat pada Allah
Allah berfirman:
“Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata ‘Kami beriman’ tanpa diuji?”
(Qs. Al-Ankabut: 2–3)
Sikap menghadapi ujian menjadi pembeda utama antara orang sabar dan yang ingkar.
Fokus pada Sikap, Bukan Beratnya Cobaan
Ujian menimpa semua orang—kaya dan miskin, pemimpin dan rakyat jelata. Maka yang terpenting bukan besarnya cobaan, melainkan bagaimana kita meresponsnya.
Allah menjanjikan kabar gembira bagi orang yang bersabar dan mengembalikan semuanya kepada-Nya:
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un…”
(Qs. Al-Baqarah: 155–156)
Sunnatullah: Sejarah yang Selalu Berulang
Allah telah menetapkan hukum kehidupan (sunnatullah) yang tidak berubah:
“Engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnatullah.”
(Qs. Al-Ahzab: 62; Qs. Al-Fath: 23)
Karena itu, perjuangan di jalan kebenaran pasti mengulang kisah para pendahulu. Maka jika cobaan datang, jangan terkejut—itulah bagian dari jalan orang-orang beriman.
Sikap yang Harus Dijaga
- Kuatkan niat awal agar tidak bergeser oleh ujian
- Sucikan diri, perbaiki langkah, dan tetap berada dalam jamaah yang saling menguatkan
- Syukuri kebersamaan, sempurnakan kekurangan bersama
- Jaga hati tetap lapang, karena Allah menguji sesuai kemampuan hamba-Nya
Penutup
Ujian adalah tanda perhatian Allah kepada hamba-Nya. Jika para Nabi saja menghadapi ujian besar, maka kita pun akan melalui hal serupa sesuai kemampuan kita.
Apa pun yang terjadi hari ini merupakan bagian dari perjalanan menuju ridha-Nya. Selama niat lurus dan langkah dijaga, setiap ujian akan menjadikan diri semakin kuat dan semakin dekat kepada Allah SWT. (H.A. Abd. Wahid)







