Selamat Datang di Griya Bina Yamuti

Kami ada karena kepedulian terhadap anak anak yatim piatu dhuafa yang menjadi tanggunjawab bersama. Masa depan mereka menjadi hak mereka untuk di gapai, keceriaan dan kebahagiaan tidak harus direnggut dari mereka karena ketiadaan orangtua yang memang bukan keinginan mereka. Mereka ingin merasakan pendidikan dan kebahagiaan seperti anak anak lainnya.
  • Bina Taqwa

    • Program pembinaan anak anak yatim Binaan untuk membangun kreatifitas kemandirian anak anak yatim.
  • Santunan Kreatif

    • Kegiatan Santunan yang bersifat karitas kepada seluruh yatim Binaan Yamuti. Melalui kegiatan Santunan Langsung, Kegiatan Gerebek (Gerakan Edukasi Berbagi Kasih) Read More
  • Bina Belajar

    • Pemberian Beasiswa penunjang pendidikan anak anak binaan yamuti yang diberikan per semester.
  • S.E.M.A.R.T

    • Sidiq Empati Mandiri Amanah Religius Terampil. Sasaran pembinaan dan pendampingan melalui berbagai kegiatan kreatif membentuk pribadi yang tangguh.Read More
  • Bina Sejahtera

    • Program kemitraan/ pemberdayaan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan bagi anak-anak.
  • Wakaf Produktif

    • Program donasi berupa uang, tanah atau bangunan yang akan dikelola secara produktif hanya untuk diambil manfaatnya hingga mampu menghasilkan surplus berkelanjutan Read More

Jejak langkah cahaya Anak-anak Kesayangan Rasullulloh bersilaturahim

 

Jejak Cahaya dari Rumah Belajar Pertemuan di Sekretariat Yayasan Griya bina Yamuti dalam rangka pembukaan rekening Bank untuk Penerima Manfaat.

Pada hari Senin 21 April 2025, langit Sukabumi membentang luas, membawa semangat baru bagi anak-anak dari Rumah Belajar Cikelat Cisolok dan Pelabuhan Ratu, Pangantolan . Mereka telah menantikan momen ini—perjalanan ke sekretariat Yayasan Griya Bina Yamuti, tempat di mana ilmu, inspirasi, dan kebersamaan bertemu dan seklaigus pembukaan rekening Bank untuk penyaluran penerimaan manfaat bagi anak-anak yang sangat dimuliakan Baginda Nabi Muhammad Saw.

Dengan langkah penuh antusias, rombongan dari rumah belajar tiba di sekretariat. Sebagian dari mereka memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu, sementara yang lain langsung berbaur dengan para pembina dan relawan yang menyambut mereka dengan hangat.

“Selamat datang, adik-adik ibu bapak para wali anak-anak cerdas hebat smart! Hari ini kita akan belajar dan berbagi cerita bersama,” ujar seorang pengurus sambil tersenyum.

Sementara itu, di sudut lain, beberapa anak sedang berdiskusi dengan seorang mentor tentang mimpi dan harapan mereka. Ada yang ingin menjadi guru, dokter, tentara dan ada pula yang bercita-cita mengembangkan komunitas belajar di desanya agar lebih banyak anak-anak yang mendapatkan kesempatan yang sama seperti mereka.

Pertemuan ini bukan sekadar pertemuan biasa.selain proses pembukaan rekening ini dalah perjumpaan antara semangat belajar dan harapan. Dari obrolan ringan hingga diskusi mendalam tentang masa depan, anak-anak dari rumah belajar membawa energi positif yang menguatkan satu sama lain.

Di penghujung kunjungan, seorang anak mengucapkan sesuatu yang sederhana, namun menyentuh hati semua yang hadir. “Di sini, aku merasa seperti punya keluarga yang mendukung aku untuk terus maju.”

Silaturahim dari rumah belajar ke sekretariat ini bukan hanya tentang kegiatan akademik, tetapi juga tentang mengukuhkan impian, membangun kebersamaan, dan memperkuat tekad untuk masa depan yang lebih cerah. Dari setiap diskusi, tawa, dan doa yang terucap, cahaya kasih semakin bersinar, menghubungkan hati dalam satu tujuan: menjadikan pendidikan sebagai pintu menuju harapan.


Share:

Jejak silaturahim memancarkan Cahaya dari Rumah Belajar griya bina yamuti



Silaturahim dan Pembukaan Rekening Langkah Baru untuk Penerima Manfaat

=====================

Pagi hari selasa 22 April 2025, sekretariat Yayasan Griya Bina Yamuti dipenuhi dengan semangat dan harapan. Anak-anak yatim piatu dari Rumah Belajar Kp.Pawenang Nagrak, Cibadak, Gekbrong, Sukalarang, Baros, Kadudampit dan Cibolang Warudoyong telah berkumpul untuk sebuah momen penting—pembukaan rekening sebagai penerima manfaat bantuan. Ini bukan hanya tentang administrasi, tetapi juga tentang memberikan kemudahan dan memastikan bantuan sampai langsung kepada mereka yang membutuhkannya.

Para pengurus menyambut mereka dengan hangat, menjelaskan secara sederhana bahwa rekening yang akan dibuat bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan bantuan. “Dengan rekening ini, kalian bisa menerima bantuan langsung tanpa harus repot mengambilnya secara tunai. Bantuan akan langsung masuk ke rekening masing-masing, sehingga lebih aman dan mudah diakses,” jelas salah satu relawan.

Sebelum memulai proses pengurus Yayasan dan hadirin pada saat proses dimulai maka dibiasakan dengan Berbismillah dan raih berkah dengan berdoa Tentunya, para petugas bank yang bekerja sama dengan yayasan membantu anak-anak mengisi formulir dan memahami bagaimana cara mengakses bantuan mereka. Beberapa anak, dan para wali dari anak-anak yang dimuliakan Rasullulloh SAW tampak antusias, mengikuti proses ini.

“Apa aku bisa menggunakan kartu ini untuk membeli buku sekolah?” tanya seorang anak bernama kevin, aliya, matanya berbinar.

Seorang pembina tersenyum, “Tentu! Bantuan yang masuk bisa digunakan sesuai kebutuhan kalian, seperti perlengkapan sekolah, makanan bergizi, atau hal lain yang mendukung kehidupan sehari-hari.”

Momen ini bukan sekadar pembukaan rekening, tetapi juga simbol dari langkah menuju sistem yang lebih efektif dan transparan. Dengan rekening yang dimiliki masing-masing penerima manfaat, yayasan bisa memastikan bahwa setiap bantuan diterima secara langsung dan tanpa kendala.

Di penghujung acara, anak-anak membawa pulang lebih dari sekadar buku tabungan. Mereka membawa harapan baru—bahwa dalam setiap bantuan, ada kepedulian dan usaha untuk membuat hidup mereka lebih mudah. Silaturahim yang terjalin semakin menguatkan hubungan antara yayasan dan anak-anak binaannya, mempertegas bahwa kepedulian adalah pondasi dari setiap langkah menuju masa depan yang lebih baik.

Baca juga kegiatan silaturahim:

"Jejak Cahaya dari Rumah Belajar Pertemuan di Sekretariat Yayasan Griya bina Yamuti dalam rangka pembukaan rekening Bank untuk Penerima Manfaat. Pada hari Senin 21 April 2025, langit Sukabumi membentang luas, membawa semangat baru bagi anak-anak dari Rumah Belajar Cikelat Cisolok dan Pelabuhan Ratu, Kp. Pangantolan "

"Bersedekah bukan tentang seberapa besar yang kita keluarkan, tetapi tentang ketulusan dalam berbagi"

Terimakasih Pemerintah Pusat KEMENSOS, Kota Sukabumi, Dinas Sosial Kota Sukabumi, seluruh relawan dan Seluruh Orang baik.

Jazakumullah Khairun Katsiraan

Rekening Sedekah, Infak Terbaik :

  • BSI : 2217089147
  • BRI : 441101040976531
  • An Yayasan Griya Bina Yamuti
#Peduliyatimdhuafa #pedulisesama #SedekahSubuh #SedekahJum'at






 

Share:

Peristiwa penting di Bulan Syawwal

Peristiwa penting di Bulan Syawwal

Ayah bunda sahabat yuk mari kenali ada peristiwa apa saja terjadi di bulan Syawwal.


1. Perang Uhud

Perang Uhud adalah pertempuan besar kedua setelah Perang Badar. Diriwayatkan, perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun ke-3 Hirjiah. Kala itu, kaum Muslimin yang dipimpin langsung oleh Rasulullah ﷺ, melawan kaum kafir Quraiy yang dipimpin oleh Abu Sufyan.

Perang Uhud adalah salah satu peristiwa bersejarah dalam Islam. Pertempuran ini juga menjadi pembelajaran bagi kaum muslimin karena lalai.
Perang ini berlangsung pada 15 Syawal 3 Hijriah atau 625 Masehi. Peristiwa tersebut berlangsung satu tahun setelah Perang Badar.

Sementara itu, pasukan muslim terdiri dari 1.000 gabungan penduduk Makkah dan Madinah. Namun, dalam perjalanan menuju Gunung Uhud salah seorang pemimpin bani terbesar Quraisy yang bernama Abdullah bin Ubay membelot hingga membawa 300 pasukan muslim. Artinya, sisa prajurit Islam hanya 700 orang.

Dikisahkan dalam buku Sang Panglima Tak Terkalahkan Khalid bin Walid susunan Hanatul Ula Maulidya, pasukan muslim harus terus maju dan mengalahkan kafir Quraisy. Perang Uhud sendiri dijadikan senjata balas dendam besar-besaran akibat kekalahan kafir Quraisy pada Perang Badar.

Akhirnya, Rasulullah SAW menempatkan sebanyak 50 pasukan pemanah di atas Gunung Uhud untuk melakukan serangan apabila pasukan berkuda kafir Quraisy menyerbu. Ia berpesan agar prajurit yang berada di atas gunung tidak meninggalkan tempat apa pun yang terjadi.

Pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb mulanya terkalahkan. Pasukan muslim mengungguli awal pertempuran.

Namun, ketika pasukan pemanah di atas bukit melihat harta rampasan perang maka kondisi langsung berbalik. Kala itu, beberapa prajurit berkata sambil teriak,

"Harta rampasannya Ambil. Kita sudah menang! Apalagi yang kita tunggu?"

Hal tersebut menyebabkan pasukan pemanah lainnya ikut turun mengambil harta rampasan perang. Akhirnya, komandan pasukan pemanah Abdullah bin Jubair mengingatkan prajuritnya akan pesan Nabi SAW kepada mereka.


Alih-alih mendengarkan sang komandan, prajurit pemanah itu justru tetap mengambil harta rampasan. Akhirnya, kesempatan tersebut dijadikan senjata bagi pasukan kafir Quraisy untuk menyerang pasukan muslim.

Pada Perang Uhud, Hamzah yang merupakan paman Rasulullah SAW terbunuh. Ini disebabkan salah seorang budak bernama Wahsyi yang mengintainya dan menombak beliau hingga mengenai perutnya.

Mengutip dari Sirah Nabawiyah oleh Ibnu Hisyam yang diterjemahkan Fadhli Bahri, Ibnu Ishaq mengatakan bahwa para sahabat Nabi SAW yang terbunuh di Perang Uhud sekitar 60 orang.

2. Perang Khandaq (Ahzab)

Pertempuan ini disebut Perang Khandaq yang artinya parit, sebab strategi yang dilakukan kaum Muslimin kala itu adalah dengan menggali parit untuk menghalau pasukan musuh. Pertempuran ini disebut juga sebagai Perang Ahzab karena musuh yang dilawan terdiri dari gabungan atau koalisi berbagai kabilah. Perang Khandaq atau Ahzab diriwayatkan terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah.

3. Perang Hunain

Perang Hunain berlangsung pada bulan Syawal tahun ke-8 Hijriah, menurut beberapa riwayat. Pertempuarna ini terjadi tepat setelah penaklukan atau Fathu Makkah dan sebelum pengepungan Thaif. Kata Hunain diambil dari lokasi perang terjadi, yaitu lembah Hunain yang menjadi penghubung Kota Makkah dan Thaif.

4. Pengepungan Thaif

Pengepungan Kota Thaif terjadi pada bulan Syawal tahun ke-8 Hijriah, tepat setelah pertempuran di lebah Hunain atau Perang Hunain. Dalam pertempuran ini, sebanyak 12.000 pasukan Muslim terlibat, terdiri dari 10.000 orang dari Madinah dan 2.000 dari Makkah. Sementara itu, kekuatan pasukan musuh mencapai 20.000 personel.

5. Pernikahan Nabi ﷺ dengan Aisyah

Pernikahan antara Nabi Muhammad ﷺ dengan Aisyah RA. berlangsung pada bulan Saywal tahun ke-2 Hijriah, setelah Perang Badar. Namun menurut beberapa riwayat, akad nikahnya sendiri telah dilangsungkan sebelumnya, sekitar tahun 620 M (tiga tahun sebelum Hijrah), sementara Aisyah mulai tinggal serumah dengan Nabi ﷺ pada tahun ke-2 Hijriah di Madinah.

6. Lahir dan Wafatnya Imam Bukhari

Muhammad bin Ismail al-Bukhari atau dikenal sebagai Imam Bukhari adalah salah satu ulama terbesar dalam sejarah Islam. Menurut sejumlah catatan sejarah, beliau lahir pada hari Jumat, 13 Syawal 194 Hijriah di Bukhara, Uzbekistan, dan wafat pada malam 1 Syawal, bertepatan dengan malam Idulfitri.

Rek Sedekah terbaik :

BSI :2217089147 

An Yayasan Griya Bina Yamuti


#pedulisesama #peduliyatimdhuafa #sedekahMobiluntukbawayatimdhuafaberobatgratis

Share:

Tiga Keadaan Hati Manusia



Tiga Keadaan Hati Manusia

1.Qolbun salim ( hati yang bersih)
2.QolbunMayyit (hati yang mati)
3.Qolbun Maridh ( hati yang sakit)

Hati bagaikan raja bagi seluruh anggota badan. Sebagaimana raja mengatur dan memerintah para rakyat dan pasukannya, maka demikianlah hati, segala amalan lahiriah diatur dan diperintah oleh hati. Hati adalah raja, karena seluruh amalan lahiriah akan terlahir ketika ada niatan atau kehendak dalam hati. Hatilah yang memerintah anggota badan, dan anggota badan melaksanakan perintah hati. Maka, baik buruk lahiriah manusia sangat dipengaruhi oleh baik buruknya hati.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Ketahuilah, bahwa dalam jasad terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad pun menjadi baik. Dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah, ia adalah qalbu (hati).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599)

Seorang hamba yang ingin menyucikan jiwanya, dia harus memberikan perhatian yang besar terhadap hatinya. Dan tentunya dia harus mengetahui bagaimana keadaan-keadaan hati manusia, agar dia mengetahui hati seperti apa yang seharusnya dia miliki agar mendapatkan kebaikan.

Para ulama telah menjelaskan bahwa hati manusia bisa hidup dan bisa mati, sebagaimana jasad manusia. Maka, sebagaimana jasad manusia ada yang hidup dengan sehat dan ada yang sakit, demikian pula halnya dengan hati. Sehingga, keadaan hati manusia bisa dibagi menjadi tiga macam sesuai dengan sifat kehidupan yang ada padanya: hati yang hidup dengan sehat, hati yang hidup dengan penyakit, dan hati yang mati. Berikut ini adalah sedikit penjelasan tentang tiga macam keadaan hati manusia tersebut.

Qalbun salim

Qalbun salim adalah keadaan hati yang paling baik. Hati ini akan menyebabkan pemiliknya mendapatkan keselamatan di hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ  إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara: 88-89)

Qalbun salim adalah hati yang senantiasa memiliki sifat keselamatan. Dialah hati yang sehat dan tidak sakit.

Tentang definisinya, maka para ulama telah mengungkapkannya dengan berbagai macam ungkapan yang berbeda-beda. Dan penjelasan yang mencakup semua ungkapan itu adalah bahwa qalbun salim adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang menyelisihi perintah dan larangan Allah, dan selamat dari setiap syubhat yang bertentangan dengan kabar berita dari-Nya. Maka, hati ini selamat dari penghambaan kepada selain Allah dan selamat dari menjadikan selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai hakim.

Maka, hati ini selamat dari kesyirikan kepada Allah dengan berbagai bentuknya. Hati ini secara murni hanya menghamba kepada Allah saja; baik dalam kehendak, kecintaan, tawakal (penyandaran hati), inabah (sikap senantiasa kembali), ketundukan, kekhusyukan, dan harapan. Dan amal perbuatan yang muncul dari hati ini pun murni hanya untuk Allah saja. Jika dia mencintai sesuatu, maka dia mencintai karena Allah. Jika membenci, maka dia membenci karena Allah. Jika memberi, maka memberi karena Allah. Dan jika tidak mau memberi, maka juga karena Allah.

Di samping itu, hati ini juga selamat dari ketaatan kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia selamat dari menjadikan selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai hakim. Hati ini memiliki ikatan yang kuat untuk hanya mengikuti dan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saja. Dia hanya mengikuti dan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perkataan dan amalan, baik perkataan hati dan lisan, maupun amalan hati dan anggota badan. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi hakim atasnya pada keyakinan, perkataan, dan amal perbuatannya. Dia tidak mendahulukan sesuatu pun atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal itu semua, sebagaimana Allah telah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya.” (QS. Al-Hujurat: 1)

Inilah hakikat qalbun salim yang menjamin keselamatan dan kebahagiaan bagi pemiliknya.

Baca juga: program kado idul fitri 1446H

Hati yang mati (Qalbun mayyit)

Adalah hati yang tidak memiliki kehidupan. Hati ini tidak mengenal Rabbnya, tidak beribadah kepada-Nya dengan apa yang dicintai dan diridai oleh-Nya. Akan tetapi, hati ini hanya mengikuti syahwat dan kesenangan nafsunya, meskipun menyebabkan kemurkaan dan kemarahan Rabbnya. Jika dia bisa meraih syahwat dan keinginannya, maka dia tidak peduli apakah Allah rida atau murka.

Hati ini menghamba kepada selain Allah, dengan kecintaan, rasa takut, harapan, keridaan, kemurkaan, pengagungan, dan perendahan dirinya. Jika dia mencintai sesuatu, maka dia mencintai karena hawa nafusnya. Jika membenci, dia membenci karena hawa nafsunya. Jika memberi, maka karena hawa nafsunya. Dan jika mencegah pemberian, juga karena hawa nafsunya.

Maka, hawa nafsunya lebih dia utamakan dan lebih dia cintai daripada keridaan Allah. Hawa nafsu telah menjadi imamnya, syahwat menjadi penuntunnya, kebodohan menjadi pengendalinya, dan kelalaian telah menjadi kendaraannya.

Pikirannya dipenuhi dengan usaha meraih tujuan-tujuan dunia. Kecintaan terhadap dunia telah menutupi hatinya. Apabila dia diseru dan dinasihati untuk kembali kepada Allah dan untuk menggapai negeri akhirat, dia tidak menyambut seruan orang yang menasihatinya. Bahkan, dia malah mengikuti setan yang durhaka. Kemurkaan dan keridaannya tergantung kepada dunia. Dan hawa nafsu telah menjadikannya buta dan tuli dari kebenaran.

Berteman, bergaul, dan duduk bersama dengan pemilik hati yang mati adalah penyakit, racun, dan kebinasaan.

Hati yang sakit (Qalbun maridh)

Hati ini masih memiliki kehidupan. Namun, hati ini memiliki penyakit. Dalam hati ini terdapat dua unsur yang saling tarik menarik: unsur kehidupan dan unsur penyakit. Maka, hati ini akan dikuasai oleh unsur yang dominan dari keduanya.

Maka, dalam hati ini, terdapat kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakal kepada Allah yang merupakan unsur kehidupannya.

Akan tetapi, dalam hati ini juga terdapat unsur-unsur yang membawanya kepada kebinasaan. Seperti: kecintaan kepada syahwat (kesenangan jiwa), keinginan untuk meraih dan mendahulukan syahwatnya, sifat hasad, kesombongan, ujub (bangga diri), kecintaan terhadap kepemimpinan yang bisa menyebabkan keangkuhan dan kerusakan di muka bumi, dan lain sebagainya.

Maka, hati ini diuji oleh dua dorongan: dorongan yang menyerunya menuju Allah, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan negeri akhirat, dan dorongan yang menyerunya menuju kesenangan dunia yang sementara. Dan mana saja yang paling dekat dengan hati dari dua dorongan tersebut, itulah yang akan disambut seruannya.

disclimer dikutip dari muslim or.id

Share:

Mengenal Bulan Syawwal Bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah


Bulan ke-10 ini terletak setelah bulan suci Ramadhan dan sebelum Dzulqa'dah. Ida Fitri Shohibah dalam buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah (2012) memaparkan, secara kebahasaan, Syawal berasal dari kata bahasa Arab yang berarti 'peningkatan', 'meningkat', atau 'terbit'.


Pemaknaannya pun dapat mengikuti bulan sebelumnya, yakni Ramadhan. Yoel Yatan dalam buku Moon-o-theism menjelaskan, nama bulan Syawal mungkin saja berasal dari pemaknaan terbitnya bulan baru (syawwal) sebagai tanda akhir puasa sepanjang Ramadhan.


Akan tetapi, makna kata syawwal juga dapat merujuk pada upaya 'peningkatan', yaitu kian memperbaiki kualitas ketakwaan dan kehidupan seorang Muslim setelah beribadah puasa satu bulan lamanya serta berzakat fitrah.

Bukankah dalam Alquran, Allah SWT sudah mewanti-wanti orang beriman berpuasa agar meraih takwa? Kemudian, zakat fitrah untuk menyucikan harta satu tahun lamanya?

Buku Ensiklopedia Islam menyarikan ihwal bagaimana Syawal serta bulan-bulan lainnya dijalani suku-suku bangsa Arab pada zaman Jahiliyah. Nama ke-12 bulan di era pra-Islam, sebagaimana kita kenal sekarang, jamaknya sudah umum dikenal pada masa sebelum kenabian Rasulullah SAW.

Misalnya, bulan Ramadhan yang berasal dari kata berbahasa Arab yang berarti 'panas sangat terik'. Sebab, pada bulan tersebut musim panas di Jazirah Arab sedang terik-teriknya.

Adapun dalam masa pasca-Ramadhan, yakni Syawal dalam penanggalan Hijriyah, orang-orang Arab pra-Islam banyak melakukan pelbagai tradisi. Malah, asal kata Syawal, menurut Ensiklopedi Islam, merujuk pada kebiasaan orang Arab menaiki unta. Pinggul unta dipukul sehingga ekor unta menjadi naik (syawwal).

Oleh karena itu, dalam masa pra-Islam, Syawal dipakai sebagai metafora peningkatan akselerasi berbuat baik setelah orang-orang melewati teriknya Ramadhan, bulan yang di dalamnya kesabaran sedang amat diuji.

Awal bulan Syawal merupakan hari kemenangan dan penuh kegembiraan, yakni Idul Fitri. Umat Islam dari seluruh penjuru dunia merayakannya dengan saling bermaafan, mempererat tali silaturahim, dengan harapan agar kembali ke fitrah kemanusiaan, yakni suci tanpa dosa bagaikan bayi yang baru lahir di dunia.

Dengan demikian, Syawal dapat dianggap sebagai bulan permulaan untuk menapaki satu tahun yang berikutnya atau sampai Ramadhan datang kembali.

Alangkah baiknya bila langkah kaki pertama dimulai dengan aktivitas-aktivitas yang bernilai ibadah. Islam memfasilitasi harapan ini.

Rasulullah SAW telah menganjurkan umatnya agar berpuasa selama enam hari pada Syawal (di luar 1 Syawal). Ada cukup banyak hadis yang menjabarkan manfaat puasa sunah tersebut.

Salah satunya, sabda Nabi Muhammad SAW sebagaimana diungkapkan sahabat Abu Ayyub al-Anshari, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu berpuasa selama enam hari pada Syawal, maka puasanya seperti (puasa) satu tahun." (HR Muslim).

Share:

Kegiatan Bulan Desember

Kegiatan Terbaru

Jejak langkah cahaya Anak-anak Kesayangan Rasullulloh bersilaturahim

  Jejak Cahaya dari Rumah Belajar Pertemuan di Sekretariat Yayasan Griya bina Yamuti dalam rangka pembukaan rekening Bank untuk Penerima Man...