Kelompok yang tidak diwajibkan solat

 *Kelompok Ini Tidak Diwajibkan Salat, Siapa Mereka?*


Salat adalah ibadah yang wajib bagi muslim. Salat juga kerap disebut sebagai tiang agama karena masuk ke dalam salah satu rukun Islam.

Perintah salat tercantum dalam Al-Qur'an, salah satunya surah Al Kautsar ayat 2. Allah SWT berfirman,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya: "Maka, laksanakanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"

Menukil dari buku Tuntunan Shalat untuk Semua Orang oleh Sayyid M Dzikri, secara bahasa salat artinya berdoa atau mengagungkan. Dari segi syariat, salat dimaknai sebagai ucapan-ucapan dan berbagai perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Kelompok yang Tidak Diwajibkan Salat

Masih dari sumber yang sama berikut beberapa orang yang tidak diwajibkan salat, yaitu:

1. Non Muslim

Orang yang tidak beragama Islam tidak wajib salat. Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Mu'adz,

"Ajaklah mereka untuk bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jika menuruti ajakanmu, beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan salat lima kali sehari semalam." (HR Bukhari)

2. Belum baligh

Salat tidak wajib bagi orang yang belum baligh, yaitu anak-anak. Walau begitu, orang tua wajib memperkenalkan konsep salat dan ibadah kepada anaknya.

3. Orang Gila

Orang gila adalah mereka yang tidak memiliki akal. Orang seperti ini tidak diwajibkan salat, ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:

"Dimaafkan dosa dari tiga orang, yaitu orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia mimpi basah (dewasa), orang gila sampai ia sehat kembali." (HR Abu Dawud dan lainnya)

Baca Melihat keagungan Allah

4. Wanita Haid dan Nifas

Wanita yang sedang haid atau nifas diharamkan salat. Oleh karenanya, mereka tidak mendapat dosa jika meninggalkan salat ketika dalam keadaan haid atau nifas.

Sedekah terbaik:

BSI: 2217081947

an Yayasan Griya bina yamuti

Dikutip dari

-DetikHikmah-



Share:

MELIHAT KEAGUNGAN SIFAT YANG MAHA TINGGI DALAM PERISTIWA ISRA MI’RAJ


MELIHAT KEAGUNGAN SIFAT AL-‘ULUW DALAM PERISTIWA ISRA MI’RAJ

Peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu dalil yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki sifat Al-‘Uluw, yaitu Maha Tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada peristiwa Mi’raj, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diperjalankan menuju langit dan bertemu dengan Allah Ta’ala untuk menerima perintah shalat lima waktu.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

"Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diperjalankan hingga ke Sidratul Muntaha, yang berada di langit keenam, di sanalah segala sesuatu yang naik dari bumi berhenti dan diputuskan, begitu pula segala sesuatu yang turun dari atasnya berhenti dan diputuskan. '(Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya.' (QS An-Najm: 16). Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, 'Itu adalah sesuatu seperti kasur-kasur dari emas.'"

Kemudian beliau melanjutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diberikan tiga hal di sana: diberikan perintah shalat lima waktu, diberikan ayat-ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, dan diampuni orang-orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun dari umatnya, meskipun mereka melakukan dosa besar (HR. Muslim no. 173).

Imam Ibnu Mandah dalam kitab Kitabut Tauhid juga menyebutkan:

"Penyebutan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits dengan periwayatan yang diterima yang menunjukkan bahwa Allah Ta’ala ada di atas langit dan di atas Arsy-Nya serta di atas para makhluk-Nya, dalam keadaan Ia Maha Kuasa, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui" (Kitabut Tauhid libni Mandah, hal. 761, cetakan Dar Hadyun Nabawi Mesir).

Di antara hadits-hadits yang beliau bawakan dalam bab tersebut adalah hadits dari Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Muslim, yang menggambarkan peristiwa Isra Mi’raj. Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diperjalankan ke langit untuk menunjukkan bahwa Allah Ta’ala Maha Tinggi, berada di atas langit, di atas Arsy-Nya, dan di atas segala makhluk-Nya.

Imam Adz-Dzahabi dalam kitab Al-‘Uluw li ‘Aliyyil Ghaffar juga membawakan hadits panjang dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, mengenai kisah Isra dan Mi’raj. Seluruh kitab ini berisi dalil-dalil tentang sifat Al-‘Uluw (Maha Tinggi) sebagaimana tercermin dalam judulnya.

Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi juga mengungkapkan:

"Dan dalam hadits mengenai Mi’raj terdapat dalil yang menunjukkan ditetapkannya sifat Al-‘Uluw bagi Allah Ta’ala dari berbagai sisi, bagi siapa saja yang merenungkannya." (Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, 1/226).

Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi menjelaskan:

"Faidah umum lainnya yang dapat diambil dari hadits Isra Mi’raj adalah: pertama, penetapan sifat Al-‘Uluw bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala dari berbagai sisi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam diangkat menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga melewati tujuh lapis langit. Beliau kemudian bolak-balik antara menghadap Allah dan berbicara dengan Nabi Musa. Setiap kali selesai berbicara dengan Nabi Musa, Jibril membawanya kembali untuk menghadap Allah Ta’ala. Hadits ini merupakan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari sifat Al-‘Uluw, seperti kaum Jahmiyah, Mu’tazilah, Asy’ariyah, dan selain mereka" (Syarah Al-Aqidah Ath-Thahawiyyah, 1/152).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menguatkan iman kita untuk senantiasa meyakini kebesaran-Nya yang Maha Tinggi.

Salurkan sedekah terbaiknya Rekening:

Bsi : 2217081947 An Yayasan Griya bina yamuti

#Ygbypeduli #peduliyatimdhuafa


Share:

Peristiwa Penting Bulan Rajab: Isra Mi'raj hingga Runtuhnya Turki Utsmani


Peristiwa Penting Bulan Rajab: Isra Mi'raj hingga Runtuhnya Turki Utsmani

Peristiwa penting bulan Rajab perlu diketahui kaum muslim untuk menambah khazanah pengetahuan kita. Tak hanya Isra Mi'raj dan perubahan kiblat, ada banyak peristiwa penting lainnya seperti mengandungnya Sayyidah Aminah, turunnya perintah sholat 5 waktu, hingga runtuhnya Kesultanan Turki Utsmani. Sebagai bulan haram, Rajab tergolong istimewa karena dimuliakan Allah. Para ulama mengatakan, Rajab merupakan pintu gerbang untuk memasuki bulan Suci Ramadhan. Maka perbanyaklah beramal saleh dan istighfar di bulan ini.

Orang-orang Arab masa dulu sangat menghormati bulan Rajab. Salah satunya tidak melakukan peperangan atau pertumpahan darah pada bulan ini. Rajab merupakan bulan ke-7 dalam kalender Hijriyah (Qomariyah). Pada bulan ini banyak terjadi peristiwa penting dalam sejarah peradaban Islam. Berikut daftar peristiwa penting di bulan Rajab :

1. Sayyidah Aminah Mengandung Nabi Muhammad SAW

 Salah satu peristiwa penting di bulan Rajab adalah awal mula cahaya kenabian Rasulullah SAW diletakkan di rahim ibundanya, Sayyidah Aminah. Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam kitabnya "Al-Anwârul Muḫamamdiyah", ketika hendak 'menitipkan' Nabi Muhammad dalam rahim Ibunda Aminah pada malam Jumat di bulan Rajab, Allah memerintahkan Malaikat Ridwan (penjaga pintu surga) untuk membuka pintu Surga Firdaus sebagai bentuk penghormatan. 

2. Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Isra Mi'raj Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam adalah peristiwa agung yang terjadi pada bulan Rajab. Rasulullah SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidi Haram Mekkah menuju Masjid Al-Aqsha di Palestina. Kemudian beliau dinaikkan ke langit melewati tujuh lapis langit dan menghadap Allah Ta'ala. Peristiwa yang terjadi pada malam 27 Rajab ini diabadikan dalam Al-Qur'an:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 

Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Al-Isra' ayat 1) 

3. Turunnya Syariat Sholat 5 Waktu 

Rajab juga dikenal sebagai bulan diturunkannya perintah sholat 5 waktu. Syariat ini diturunkan bertepatan dengan peristiwa Isra' Mi'raj Nabi. Allah mewajibkan umat Rasulullah SAW untuk mengerjakan sholat fardhu 5 waktu. Awalnya Allah mewajibkan sholat 50 waktu dalam sehari semalam. Nabi Musa menyarankan Rasulullah agar meminta keringanan kepada Allah. Allah kemudian mengabulkan permintaan Rasulullah dan mewajibkan 5 waktu saja, yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya.

4. Hijrah Pertama ke Habasyah Untuk pertama kalinya, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat setia untuk melakukan Hijrah ke Habasyah (Ethopia) pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian. Kala itu, Habasyah diperintah oleh seorang raja bijaksana bernama Najasyi. Hijrah ini dilakukan untuk menyelamatkan umat Islam dari gangguan kaum kafir Mekkah yang sangat memusuhi kaum muslim. Pada masa-masa awal dakwah Rasulullah di Mekkah, orang kafir menolak risalah Islam dan memusuhi Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti beliau.

 5. Kelahiran Sayyidina Ali bin Abi Thalib Khalifah keempat Islam Sayyidina Ali bin Abi Thalib lahir di Mekkah pada bulan Rajab. Yaitu pada 13 Rajab sekitar 10 tahun sebelum masa kebaian atau Tahun 599 Masehi. Beliau termasuk pemeluk Islam pertama dan salah satu sahabat utama Nabi. Sayyidina Ali adalah sepupu Nabi Muhammad SAW. Pernikahan Ali dengan Sayyidah Fatimah az-Zahra juga menjadikannya sebagai menantu Nabi Muhammad SAW. 

6. Perubahan Arah Kiblat

Peristiwa penting lain di bulan Rajab adalah perubahan Kiblat umat Islam dari Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) ke Ka'bah di Mekkah. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Rajab, setelah Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah. Adapun hikmah dari perpindahan arah kiblat adalah untuk menguji keimanan umat Islam dalam beribadah kepada Allah.

 7. Pertempuran Kecil yang Memicu Terjadinya Perang Badar 

Pada bulan Rajab terjadi perang kecil antara utusan Rasulullah SAW yang dipimpin Abdullah bin Jahsy dngan kelompok dagang kaum kafir Quraisy. Perang kecil ini menjadi pemicu meletusnya Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan Tahun 2 Hijriyah 

8. Ekspedisi Tabuk dan Mundurnya Pasukan Romawi 

Pada bulan Rajab Tahun 9 Hijriyah (630 M) Nabi Muhammad SAW memimpin ekspedisi ke Tabuk, sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut. Tujuannya untuk berperang menghadapi pasukan Romawi. Rasulullah SAW dan 3.000 pasukan muslim menempuh perjalanan jauh dengan berbagai ujian kesulitan dari Madinah ke Syam. Sementara Bizantium Romawi menyiapkan pasukan besar 40.000-100.000 orang. Namun, kabar kedatangan Rasulullah SAW dan pasukannya membuat Romawi ketakutan. Mereka memilih meninggalkan Tabuk untuk menghindari jatuhnya korban. Pasukan Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Rasulullah SAW untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk.

9. Pembebasan Damaskus Pembebasan Kota Damaskus dari kekuasaan Romawi terjadi 

di bulan Rajab Tahun 14 H (635 M). Pasukan mulsim di bawah panglima Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan Khalid bin Walid berhasil menaklukkan Damaskus dan menguasainya. 

10. Perang Yarmuk 

Setahun setelah pembebasan Damaskus, terjadi peperangan Yarmuk di bawah komando Khalid bin Al-Walid. Persitiwa ini terjadi pada Bulan Rajab, Tahun 15 H (636 M). Perang ini berhasil dimenangkan pasukan muslim dan resmi mengakhiri kekuasaan Romawi Bizantium di Suriah.

 11. Pembebasan Kota Hirrah Irak

Peristiwa penting Rajab lainnya yaitu pembebasan Kota Hirrah di Irak. Pembebasan kota ini dilakukan Khalid bin Walid sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wan-Nihayahnya. 

12. Wafatnya Ulama Besar Imam Asy-Syafi'i

Peristiwa penting di Bulan Rajab berikutnya adalah wafatnya ulama besar bergelar Nashirus Sunnah (pembela Sunnah) Imam Asy-Syafii pada Tahun 204 Hijriyah. Beliau wafat tanggal terakhir pada bulan Rajab pada usia 54 tahun. Nama lengkap beliau Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi'i. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah di Abdu Manaf. 

13. Wafatnya Imam Muslim Pada bulan Rajab, 

seorang ahli Hadis terkemuka bernama Imam Muslim wafat,tepatnya tanggal 24/25 Rajab Tahun 261 H. Beliau adalah ulama yang disandingkan dengan nama Imam Al-Bukhari dalam periwayatan hadis yang biasa disebut dengan muttafaq 'alaih (hadis yang disepakati). Beliau dilahirkan di Naisabur Asia Tengah pada Tahun 202 H (817 M). Nama lengkapnya Imam Abu Al-Husein Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Kausaj Al-Qusyairi Al-Naisaburi. 

14. Pembebasan Baitul Maqdis

Pada bulan Rajab juga terjadi peritiwa beesejerah yaitu pembebasan Baitul Maqdis dari cengkraman pasukan Salib Pembebasan Baitul Maqdis. Peristiwa ini terjado pada 27 Rajab 583 H atau 2 Oktober 1187 M. Panglima perang Shalahuddin al-Ayyubi berhasil mengepung Kota Yerussalem yang selama 88 tahun dikuasai tentara salib. Adzan mulai dikumandangkan dan Sholat Jum'at pun dilaksanakan kembali di Masjid al-Aqsha.

Baca Jangan kikir 

15. Runtuhnya Kekhalifahan Turki Utsmani Kesultanan 

Turki Utsmani merupakan benteng terakhir umat Islam dalam bingkai kekhalifahan sebelum diruntuhkan Mustafa Kemal Ataturk pada 3 Maret 1924 M bertepatan 28 Rajab 1342 H. Kekhalifahan Islam ini dihapus oleh Musatafa Kemal Ataturk, seorang pemimpin sekuler anti-syariat Islam. Pascaruntuhnya Kesultanan Ottoman Turki ini, kehidupan masyarakat Turki berubah menjadi sekuler. Islam yang selama ini menjadi pijakan hukum bermasyarakat diganti dengan sistem sekuler.

dikutif dari Republika.

Rekening sedekah BSI : 2217081947 an Yayasan Griya Bina Yamuti

#Peduliyatimdhuafa #Yuksedekahalatibadah_Mukena,kemeja&Sarung

#sedekahberasdhuafa #WakafsumurBor #wakaf1000MushafAl-Qur'an

Share:

Doa agar Dilancarakan Segala Urusan, Bisa Dibaca Tiap Hari

 Doa agar Dilancarakan Segala Urusan, Bisa Dibaca Tiap Hari



Berdoa termasuk amalan yang diperintahkan bagi setiap muslim, dan Allah SWT akan mengabulkan doa hamba-Nya.
Perintah berdoa dituliskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'min ayat 60,


وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِي
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Mengutip buku Fiqih Do'a dan Dzikir Jilid 1 karya Syaikh Abdurrazaq, doa dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi. Doa juga termasuk ibadah yang paling mulia dan ketaatan yang paling agung.

Doa adalah ruh bagi agama Islam, bekal orang-orang mukmin yang bertakwa, tanda penghinaan dan ketundukan manusia kepada Rabb semesta alam.

Berdoa dapat dilakukan kapanpun, termasuk ketika mengharapkan kehidupan yang lancar tanpa kendala.

3 Doa agar Dilancarkan Semua Urusan


Ada beberapa doa yang dapat diamalkan setiap hari untuk mengharapkan kehidupan yang lancar. Doa ini ditujukan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa mengatur setiap urusan manusia.

Merangkum buku Doa Mengundang Rezeki karya Islah Susmian, berikut beberapa doa yang dapat dibaca agar dipermudah segala urusan.

1. Doa Memohon Kemudahan


رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Arab latin: Robbanaa laa tuaa khidznaa innasiinaa au akhtho'na, robbanaa walaa tahmil 'alainaa ishran kamaa hamaltahuu 'ala al ladziina min qoblinaa, robbana walaa tuhammilnaa maa laa thoo qatalanabih, wa' fuanna waghfirlanaa warhamnaa, anta maulana fansurnaa 'ala al qaumilkaafiriin

Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau salah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kamu memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir," (QS Al Baqarah 286).

2. Doa Dimudahkan saat Menghadapi Kesulitan


اللهم الطف بي في تيسير كل عسير، فإن تيسير كل عسير عليك يسير، وأسألك اليسر والمعافاة في الدنيا والآخرة

Arab latin: Allaahummalthuf bii fii taisiiri kulli 'asiirin, fa inna taisiira kulli 'asiirin 'alaika yasiir, as 'alukal yusra wal mu'aafaata fid dun-yaa wal aakhirati

Artinya: "Ya Allah, berilah taufik, kebajikan, atau kelembutan kepadaku dalam hal kemudahan pada setiap kesulitan, karena sesungguhnya kemudahan pada setiap yang sulit adalah mudah bagiMu, dan aku mohon kemudahan serta perlindungan di dunia dan di akhirat." (HR Thabrani).

3. Doa Dimudahkan Rezeki


اللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلَائِكَتَكَ وَجَمِيعَ خَلْقِكَ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ

Allahmumma inni ashbahtu usyhiduka wa usyhidu hamalata 'arsyika wa mala'ikatika wa jami'a khalqika annaka antallahu lailaha illa anta wa anna Muhammadan 'abduka wa rasuluka

Artinya: "Ya Allah, aku berada di waktu pagi bersaksi atas-Mu, dan kepada para pembawa Arsy-Mu, malaikat-malaikat, serta seluruh makhluk-Mu, bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Engkau, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Mu," (HR Abu Daud)

4. Doa Dimudahkan dalam Bertutur Kata


رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Rabbisy rahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul 'uqdatam mil lisaanii yafqahu qawli

Artinya: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." 

(QS Taha: 25-28).


5. Doa Dilancarkan Hajat


Mengutip buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa, ini adalah bacaan doa agar hajat atau keinginan terkabul"

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، يَا قَدِيمُ يَا دَائِمُ يَا فَرْد ُيَا وَتْرُ يَا أَحَدُ يَا صَمَدُ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ ُيَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adziimi, yaa qadiimu yaa daaimu yaa fardu yaa watru yaa ahadu yaa shamadu yaa hayyu yaa qayyuumu yaa dzal jalaali wal ikraami

Artinya: "Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Wahai Dzat Yang Maha Dahulu, Yang Maha Kekal, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Ganjil, Yang Maha Esa, Tempat Bergantung, Dzat Yang Maha Berdiri Sendiri, wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan."

Salurkan kepedulian terhadap sesama, yatim dhuafa melalui Rekening Sedekah, Donasi Terbaik:

BSI : 2217081947 an Yayasan Griya bina yamuti

Konfirmasi +62 831-6486-3628 / +62 812-9972-7533 Bendahara ( Bp.Duduh)









Share:

Pelit Jangan Dipelihara

 Pelit Jangan Dipelihara

Orang bakhil takut bila harta kekayaannya berkurang.

Gambar hanya ilustrasi orang bakhil

Menurut Imam al-Ghazali, ada dua hal penyebab penyakit bakhil. Pertama, cinta harta dan takut miskin. Kedua, anak yang mengakibatkan panjangnya angan-angan.Untuk mengobatinya, menurut Imam Ghazali, harus mencari lawan dari penyebabnya itu. Cinta dunia itu menurut Hasan Bashri adalah dosa yang paling besar. Dosa besar tidaklah bercabang-cabang kecuali karena dunia. 

Berhala disembah dan Allah SWT didurhakai karena cinta dan mementingkan dunia. 

Ingatlah bahwa dunia bukanlah segala-galanya. Hanya sarana menuju hidup sesungguhnya di alam akhirat kelak.

Di alam inilah kita akan menikmati kehidupan sejati, sebuah kehidupan yang sesungguhnya dan kekal. Godaan setan dan gemerlapnya dunia membuat seseorang terperosok.

Karena pesonanya terkadang membuat mata hati kita buta, terlelap dininabobokan nafsu duniawi. Mudah terpedaya dan menjadi penghamba harta, pemburu takhta.

Kemegahan dunia bisa dengan mudah menyihir manusia seolah hidup akan abadi selamanya di alam fana ini. Itulah manusia yang terkecoh dan sia-sia hidupnya.

Ustaz Arifin Jayadiningrat dalam materi mabit di kampung Maghfira pada 24-25 Agustus 2024 mengatakan, "Dunia itu lebih murah dari sayap nyamuk."

Hal ini disampaikan sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi. Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya dunia ini senilai sayap nyamuk di mata Allah, maka Allah tidak akan memberikan air minum kepada orang kafir meskipun seteguk air."

Meskipun sudah jelas bahwa dunia bernilai rendah, tapi harta dan takhta terus diburu. Terkadang dilakukan dengan cara batil, cara yang tidak halal. Anehnya, kerap merasa tak berdosa dan tidak merasa harus bertobat.

Inilah tragedi terbesar umat Islam pada masa kini. Mereka para pemburu dunia ini menggunakan strategi yang sangat jitu --anggapan mereka-- agar pesaingnya tergeletak tidak mampu memberikan perlawanan. Di sini mereka sombong dan lalai akan kekuasaan-Nya.

Hal ini sebagaimana isi surah Ali Imran ayat 26, "Hanya Allah SWT yang menjadikan seseorang mulia maupun hina."

Dikisahkan, seorang ustaz diundang untuk memberikan materi pengajian di suatu rumah. Tatkala sang ustaz berjalan menuju tempat pengajian, ia melewati beberapa mobil super car.

Singkat cerita, selesai pengajian, ustaz pamitan dan berpesan, "Bapak dan ibu, jika ada rezeki lebih, bisa membantu pembangunan masjid di suatu daerah terpencil."

Maka jawabnya, "Iya Pak Ustaz mohon maaf belum ada kelebihan rezeki."

Kelimpahan karunia dari-Nya yang berupa rumah besar, beberapa mobil dan lainnya masih enggan untuk melepaskan hartanya yang tentunya akan menjadi sumber pahala yang terus menerus selama masjid itu berfungsi.

Inilah kebakhilan yang tetap dipelihara, sehingga ada rasa takut nilai harta kekayaannya berkurang.

Ustaz Arifin berpendapat bahwa "Titik nol, melalui kematian, karena setiap hamba akan merasakan semuanya."

Inilah kondisi seseorang yang berserah diri secara paripurna kepada Allah SWT.
Tatkala pada titik ini, ia yang kaya raya hanya tersenyum saat kehilangan banyak harta (bukan bersedih) dan saat memperoleh limpahan anugerah juga tersenyum (bukan bersenang-senang dengan berpesta pora).

Ia pasti tidak akan memelihara kebakhilan, justru menjadi seseorang dermawan layaknya sahabat Rasulullah SAW, Abdurahman bin Auf.

Ingatlah bahwa hati yang selamat adalah hati yang bersih dan tidak punya keterikatan dengan selain Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan firman-Nya surah asy-Syu’ara ayat 88-89, “(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."

Surah al-An’am ayat 94, "Dan kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya."

Hatimu harus tertuju hanya kepada Allah SWT dan berserah diri pada-Nya serta memohon perlindungan-Nya. Hamba-hamba yang sudah pada tingkatan ini dan membiarkan Sang Pencipta melakukan apa pun pada mereka.

Nafsu telah ditinggalkan dan tidak membuat pengaturan untuk diri mereka sendiri. Mereka inilah orang-orang yang dekat dengan-Nya, terbuka mata batinnya.

Keindahan atau kemewahan dunia tidak menyibukkan mereka dari-Nya. Inilah orang-orang yang telah mencapai titik nol (Ustaz Arifin Jayadiningrat) dan mereka telah mempunyai kekuatan yang besar untuk ikhlas.


Syekh Abu Hasan asy-Syadzili berkata, “Bila seseorang telah mencapai tingkatan seperti ini, lantas untuk apa lagi ia menyimpan harta? Dan bagaimana mungkin ia bergantung pada selain-Nya? Cukuplah insan beriman menyimpan keimanan, kepercayaan, dan kepasrahan kepada Allah SWT."

Dikutip dari Republika hikmah


Infak, Sedekah terbaiknya:
Rekening  BSI : 2217081947
an Yayasan Griya Bina Yamuti


Share:

Kisah Uwais Al-Qarni, Penghuni Langit yang Doanya Tak Tertolak Baca artikel detikhikkisah uwais al-qarni-penghuni langit yang doanya tak tertolak

 kisah uwais al-qarni penghuni langit yang doanya tak tertolak

Sosok Uwais Al-Qarni amat dikagumi di kalangan sahabat nabi. Sampai-sampai, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk meminta doa padanya.
Rasulullah SAW menyebut Uwais Al-Qarni sebagai penghuni langit yang doanya tak pernah tertolak. Mengutip buku Tuntunan Akhlak dalam Al-Quran dan Sunnah karya Hardisman, kisah Uwais ini disebutkan dalam hadits dari Usair Ibnu Jabir yang menerangkan bahwa Umar bin Khattab RA pernah meminta doa kepada Uwais bin Amir.

Diceritakan, Rasulullah SAW menyampaikan kepada Umar RA bahwa akan datang seorang pemuda bernama Uwais dari Yaman suku Qaran Kabilah Murad, dan beliau menjelaskan tanda-tanda fisiknya.
Rasulullah kemudian bersabda, apabila pemuda tersebut meminta kepada Allah SWT, maka doanya tidak pernah tertolak. Untuk mendapatkan doanya, Umar RA pun mencarinya dan menanyakan kepada kabilah-kabilah Yaman ketika mereka datang atau lewat Madinah.

Setelah berhasil menemukannya, Umar RA lalu minta Uwais Al-Qarni untuk berdoa kepada Allah SWT. Uwais pun langsung mendoakannya.

Hidup Yatim bersama Sang Ibu


Uwais Al-Qarni merupakan seorang pemuda dari Yaman yang hidup yatim sejak lama. Ia tinggal bersama ibunya yang sudah tua renta. Menurut Aminudin dan Harjan Syuhada dalam buku Al-Qur'an Hadis, untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing.

Upah yang ia dapatkan juga tidak seberapa. Sekadar cukup untuk makan sehari-hari dengan ibunya. Setiap kali ada sisa, uang tersebut ia gunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dirinya.

Menjadi penggembala kambing tak membuat Uwais melupakan kewajibannya dalam beribadah. Bahkan, ia dikenal sebagai pemuda yang amat patuh kepada Allah SWT. Pada siang hari, ia berpuasa dan pada malam harinya ia bermunajat kepada Allah SWT.

Disebutkan dalam buku Kisah Kehidupan Uwais al Qarni sang Penghuni Langit Kekasih Tuhan Semesta Alam karya Muhammad Vandestra, Uwais dan ibunya masuk Islam setelah mendengar seruan Nabi Muhammad SAW dari Mekah

Gendong Ibu dari Yaman ke Mekkah untuk Haji



Kisah menarik lainnya dari Uwais Al-Qarni adalah senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Pada suatu ketika, sang ibu yang sudah tua renta sangat ingin pergi haji. Padahal, kondisi mereka tidak memiliki uang.

Kondisi tersebut membuat Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang ibu. Ia lantas mencari cara agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci.

Uwais kemudian memutuskan untuk membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi, ia menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit. Banyak orang menganggap tindakannya itu sebagai sesuatu yang aneh.

Setelah 8 bulan berlalu, berat anak lembu tersebut sudah mencapai 100 kg. Uwais Al-Qarni merasa ototnya sudah kuat untuk mengangkat beban berat begitu musim haji tiba. Ia kemudian menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci tersebut.

Detik hikmah

Share:

Keistimewaan Bulan Rajab


Keistimewaan Bulan Rajab 

Dimulainya tahun baru 2025 Masehi, merupakan momen yang juga dimulainya salah satu bulan mulia dalam kalender Islam. 1 Januari 2025 bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1446 Hijriyah.

Bulan Rajab hadir dalam siklus kehidupan ibarat embun yang menetes di tengah kegersangan jiwa, membawa kesejukan dan harapan baru bagi hati yang rindu akan keteduhan spiritual. 

Bulan Rajab adalah bulan haram, bulan yang dimuliakan oleh Allah, laksana taman surga yang membuka gerbang bagi siapa saja yang ingin memasuki ruang kedamaian dan keberkahan.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang kian menyempitkan ruang kontemplasi, Rajab datang dengan lembutnya panggilan ilahi, mengingatkan manusia untuk berhenti sejenak, menata hati, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. 

Rajab bukan sekadar nama bulan dalam kalender Hijriah, tetapi juga sebuah kesempatan emas untuk kembali merekatkan hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama, dan dengan dirinya sendiri. 

Keagungannya melampaui dimensi waktu, karena di dalamnya terkandung pelajaran mendalam tentang makna hidup, nilai cinta, dan hakikat pengabdian.

Betapa mulianya Rajab, hingga ia ditempatkan dalam barisan bulan-bulan haram yang dijaga kesuciannya oleh Allah SWT. Firman-Nya dalam Al-Qur'an:
"إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ"
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram."
(Surat At-Taubah: 36)

Keberadaan Rajab mengingatkan kita bahwa di balik kesibukan duniawi, ada panggilan abadi yang menuntun manusia kepada jalan yang benar. 

Bulan Rajab ini, bukan hanya waktu untuk memperbanyak ibadah, tetapi juga bulan yang mengajarkan manusia untuk merenungi hakikat diri, memperbaiki hubungan dengan sesama, dan memupuk semangat untuk melangkah lebih bijaksana di tengah arus zaman yang penuh tantangan.

Dalam Rajab, keutamaan mengalir bak aliran sungai yang tak pernah kering. Ia mengajarkan keikhlasan dalam amal, melatih kesabaran di tengah ujian, dan mempertebal rasa tawakal kepada Allah. 

Di bulan ini, setiap zikir yang terucap, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap amal yang dilakukan dengan tulus akan menjadi laksana benih yang ditanam di tanah subur, menanti untuk tumbuh menjadi pohon keberkahan yang berbuah di dunia dan akhirat.

Namun, keagungan Rajab tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual. Ia juga menginspirasi manusia untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan. 

Rajab mengajarkan harmoni antara nilai spiritual dan tantangan kontemporer, mengingatkan bahwa keberhasilan sejati terletak pada kemampuan untuk tetap berpegang teguh pada agama di tengah derasnya arus globalisasi. Di sinilah letak kekuatan Rajab: memotivasi manusia untuk tetap berada dalam bingkai iman dan Pancasila, memadukan nilai-nilai ilahi dengan semangat kebangsaan, sehingga tercipta kehidupan yang penuh makna, damai, dan sejahtera.

Rajab adalah bulan refleksi, bulan persiapan, dan bulan harapan. Ia menjadi pengingat lembut bahwa setiap perjalanan menuju Ramadan dimulai dengan langkah kecil yang penuh cinta dan kesungguhan di bulan ini. 

Dengan demikian, mari kita jemput Rajab dengan hati yang terbuka, dengan tekad untuk menjadi lebih baik, dan dengan harapan bahwa setiap amal di bulan ini akan menjadi lentera yang menerangi jalan kita menuju ridha Allah.

Keutamaan Bulan Rajab:

Momentum Keberkahan, Refleksi, dan Resolusi Spiritual

Bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, merupakan anugerah waktu yang sarat dengan nilai spiritual dan keberkahan. 

Sebagai bulan haram, Rajab dijadikan oleh umat Islam sebagai momentum untuk memperbanyak amal shaleh, memperbaiki diri, dan mendekatkan hati kepada Allah SWT. 

Keutamaan bulan ini tidak hanya berfokus pada individu, tetapi juga memiliki dampak besar bagi kemaslahatan umat jika dihayati dengan sungguh-sungguh.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan-bulan tersebut."
(Surat At-Taubah: 36)

Bulan Rajab termasuk ke dalam empat bulan haram tersebut. Dalam bulan ini, amal kebaikan dilipatgandakan, dan dosa yang dilakukan memiliki dampak yang lebih besar. Berikut adalah uraian mendalam tentang keutamaan bulan Rajab:

1. Bulan Persiapan Spiritual Menyambut Ramadan

Bulan Rajab adalah awal dari "bulan-bulan spiritual" yang mengantarkan umat Islam menuju Ramadan. Doa Rasulullah SAW yang sangat masyhur dianjurkan untuk dibaca di bulan ini:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan."
(HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Doa ini mengajarkan umat Islam untuk memanfaatkan bulan Rajab sebagai momentum refleksi diri, memperbaiki niat, dan memulai langkah-langkah menuju kehidupan yang lebih baik. Persiapan fisik dan spiritual di bulan Rajab menjadi kunci untuk menyambut Ramadan dengan kesungguhan.

2. Pahala Amal yang Dilipatgandakan

Bulan haram, termasuk Rajab, adalah waktu ketika amal baik dilipatgandakan pahalanya. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas:
فِي الشُّهُورِ الْحُرُمِ، الْعَمَلُ فِيهَا أَعْظَمُ وَالذُّنُوبُ أَعْظَمُ
"Di bulan-bulan haram, amal kebaikan lebih besar pahalanya, dan dosa juga lebih besar dampaknya."

Rajab memberikan kesempatan emas untuk meningkatkan ibadah seperti puasa sunnah, sedekah, dan memperbanyak istighfar. Rasulullah SAW bersabda:
الصَّوْمُ فِي شَهْرِ رَجَبَ كَصَوْمِ سَنَةٍ
"Puasa di bulan Rajab setara dengan puasa selama satu tahun."
(HR. Baihaqi, meskipun sanadnya masih diperdebatkan, anjuran ini tetap relevan sebagai amal sunnah.)

Baca juga : Sedekah untuk orang tua

3. Peristiwa Penting: Isra’ Mi’raj

Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa monumental dalam sejarah Islam yang diperkirakan terjadi pada bulan Rajab, meskipun ulama berbeda pendapat mengenai tanggalnya. Dalam perjalanan ini, Rasulullah SAW menerima kewajiban shalat lima waktu sebagai pilar utama agama. Firman Allah SWT:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَىٰ الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Surat Al-Isra: 1)

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk memaknai shalat sebagai hubungan langsung dengan Allah SWT, sekaligus simbol kesatuan umat Islam.

4. Momentum Memperbanyak Istighfar

Rajab dikenal sebagai bulan istighfar, yaitu waktu untuk memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Dzikir istighfar sangat dianjurkan:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
"Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya."

Istighfar tidak hanya membersihkan dosa, tetapi juga membuka pintu keberkahan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barang siapa yang rutin beristighfar, Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kesempitan, jalan keluar dari setiap kesulitan, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."
(HR. Abu Dawud)

5. Bulan Keberkahan dan Doa Mustajab

Malam pertama bulan Rajab termasuk dalam lima malam yang disebutkan oleh Rasulullah SAW sebagai waktu mustajab untuk berdoa:

خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدُّعَاءُ: لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ، وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ
"Ada lima malam di mana doa tidak akan ditolak: malam Jumat, malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha."
(HR. Baihaqi)

Momentum Tahun Baru 2025: Resolusi untuk Kemaslahatan Bangsa dan Agama

Tahun 2025 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1446 H memberikan sudut pandang spiritual untuk memulai tahun dengan penuh keberkahan. Resolusi yang dibuat dengan landasan nilai-nilai Islam di bulan Rajab dapat memberikan dampak signifikan untuk kemaslahatan bangsa. Sebagai umat Islam, kita diajak untuk:

1. Memperkuat ibadah untuk membentuk pribadi yang bertakwa.

2. Meningkatkan amal sosial dengan sedekah dan mendukung kegiatan yang membawa manfaat untuk masyarakat.

3. Menghidupkan semangat perubahan melalui introspeksi diri dan komitmen terhadap nilai-nilai keadilan, kejujuran, dan persaudaraan.

Rajab adalah waktu untuk memperbaiki diri, menguatkan hubungan dengan Allah, dan membangun kehidupan yang lebih bermakna, baik untuk diri sendiri maupun untuk umat. Semoga kita dapat memanfaatkan bulan ini untuk meraih keberkahan dunia dan akhirat.

PENUTUP/ KESIMPULAN 

Bulan Rajab adalah anugerah ilahi yang menghampiri kehidupan manusia ibarat oase di tengah padang gersang, menyirami jiwa yang lelah dengan limpahan kasih-Nya. 

Ia datang bukan sekadar pengingat, tetapi juga pembawa pesan dari langit untuk mengajarkan makna keikhlasan, ketulusan, dan pengharapan. Dalam setiap detiknya, 

Rajab mengalirkan keberkahan yang tak bertepi, menghidupkan hati yang hampir mati, dan membangkitkan semangat yang mulai redup.

Melalui Rajab, Allah mengajarkan manusia untuk menyelami kedalaman makna waktu. Setiap tarikan nafas di bulan ini menjadi peluang emas untuk mendekatkan diri kepada-Nya, menghapus dosa, dan mempertebal keimanan. Betapa mulianya bulan ini, hingga Allah SWT menjadikannya salah satu dari empat bulan haram yang dihormati. Dalam Rajab, amal kebaikan dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dan hati yang bersungguh-sungguh dalam tobat dirangkul dalam pelukan kasih sayang-Nya.

Namun, keagungan Rajab tidak hanya terpaku pada ibadah personal. Ia juga menjadi panggilan bagi setiap insan untuk menyongsong kehidupan dengan semangat baru, penuh kesadaran bahwa setiap tindakan membawa dampak, baik bagi diri sendiri, masyarakat, maupun semesta. 

Keistimewaan Rajab adalah bulan yang mengajarkan harmoni,harmoni antara manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya, dan dengan lingkungannya.

Di tengah hiruk-pikuk zaman yang kian kompleks, Rajab memberikan pelajaran abadi: bahwa kekuatan sejati manusia terletak pada kemampuannya untuk tetap teguh dalam iman dan nilai-nilai luhur. 

Dalam bingkai agama dan Pancasila, Rajab menginspirasi kita untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya menjaga nilai-nilai religius, tetapi juga berkontribusi bagi kemaslahatan bangsa. Ia mengajarkan kita bahwa keberhasilan sejati adalah perpaduan antara ketakwaan dan kontribusi sosial, antara doa dan kerja keras, antara spiritualitas dan kemanusiaan.

Mengakhiri  perjalanan ini, mari kita jadikan Rajab sebagai momentum refleksi sekaligus aksi. Jadikan ia bulan untuk menata hati, memperbaiki niat, dan memulai langkah-langkah kecil menuju kebaikan. 

Di sinilah letak keindahan Rajab: ia tidak hanya memanggil kita untuk menjadi hamba yang lebih baik di hadapan Allah, tetapi juga warga negara yang lebih bermanfaat bagi bangsa dan umat manusia.

Semoga bulan Rajab ini menjadi titik awal bagi kita semua untuk menghidupkan kembali semangat ibadah, menyemai kebaikan, dan menuai keberkahan. 

Dan semoga setiap doa yang kita panjatkan, setiap amal yang kita lakukan, dan setiap langkah yang kita tempuh menjadi cahaya yang membimbing kita menuju ridha Allah, kebahagiaan dunia, dan keselamatan akhirat. Rajab adalah bulan harapan, bulan pengampunan, dan bulan yang membuka gerbang menuju kemuliaan Ramadan. 

Mari kita sambut dengan sepenuh hati, dengan cinta, dan dengan pengabdian yang tulus.

# Wallahu A’lam Bishawab

Share:

Kegiatan Bulan Desember

Kegiatan Terbaru

Jejak langkah cahaya Anak-anak Kesayangan Rasullulloh bersilaturahim

  Jejak Cahaya dari Rumah Belajar Pertemuan di Sekretariat Yayasan Griya bina Yamuti dalam rangka pembukaan rekening Bank untuk Penerima Man...